Segenap Keluarga Besar Pemerintah Desa Latukan, Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H. Minal Aidin wal Faizin (Mohon Maaf Lahir dan Bathin)

Senin, 26 Oktober 2015

LATUKAN KOTA BLEWAH

                "Latukan Kota Semangka", mungkin kalimat yang satu ini sudah sangat familiar terdengar di daerah kabupaten Lamongan, Khususnya yang dekat dengan kecamatan Karanggeneng pada saat musim kemarau seperti saat ini. Dan hal itu memang wajar, karena hampir dari seluruh lahan pertanian yang ada di desa Latukan (380 Ha) di tanami semangka.
                Akan tetapi khusus untuk tahun ini (2015) julukan "Latukan Kota Semangka" sudah kurang tepat, hal itu disebabkan tanaman semangka hanya tinggal 20% dari jumlah keseluruhan lahan pertanian yang berada di desa Latukan. Para petani kali ini memilih tanaman yang beragam dan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, seperti halnya gambar buah yang ada di atas. 

         Buah yang satu ini dikenal warga Latukan dengan sebutan "Garbis", namun masyarakat pada umumnya lebih mengenal buah yang satu ini dengan sebutan "Blewah". Blewah dari desa Latukan pada umumnya berukuran sangat besar, dan mempunyai tingkat ketahanan yang jauh lebih unggul dengan tanaman blewah dari daerah lain, dan yang pasti rasanya lebih manis. Pada musim panen seperti saat ini, Blewah berkisar antara Rp. 1.000 s/d 1.200 setiap Kg.

            Untuk yang satu ini, mungkin di daerah lain belum begitu familiar. namun di desa Latukan sudah banyak yang membudidayakan, karena memang bentuknya yang menarik, kemudian di tunjang oleh rasa yang manis menjadikan buah yang satu ini menjadi andalan dari petani. Karena belum ada nama resmi secara umum, para petani desa latukan menyebut buah yang satu ini dengan sebutan "Garbis Kerak" atau "Ker-ker". sekilas buah ini memang menyerupai Melon, hal itu sangat wajar karena memang buah ini adalah hasil persilangan antara buah "salmon" dengan buah "Melon" sehingga secara bentuk menyerupai salmon, namun garis-garis kecil yang ada pada buah tersebut adalah bawaan dari melon. untuk buah yang satu ini, di desa Latukan berkisar antara harga Rp. 1.500 s/d 2.000 setiap Kg.

        Inilah Primadona Petani Latukan kali ini, buah yang lucu dengan warna yang menarik ini bernama "Salmon". Rasanya sangat manis, daging tebal dan lembut membuat buah yang satu ini laris manis di serbu tengkulak. Dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu antara Rp. 2.00 s/d 2.500 setiap Kg. menjadikan buah ini yang paling laku di pasaran.
          Untuk yang satu ini, juga merupakan buah jenis baru bagi petani Latukan. tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana asal usul buah yang satu ini, jika di lihat sekilas ada beberapa perpaduan buah yang nampak. bentuk yang panjang menyerupai timun mas, kemudian garis-garis yang ada seperti halnya garbis, namun jika dilihat didalamnya menyerupai salmon. tidak ada nama resmi, namun para petani Latukan menamakan buah yang satu ini dengan sebutan "Sunrise". Rasanya sangat manis, dagingnya tebal, kemudian bentuk yang lonjong menjadikan buah ini banyak di cari orang untuk di konsumsi. Harganya pun relatif terjangkau, berkisar antara Rp. 2.000 s/d 2.500 setiap Kg.
   Untuk buah yang satu ini, mungkin sudah tidak perlu dijelaskan panjang lebar, ini adalah buah Melon. buah ini termasuk buah kalangan elite. karena memang harganya yang cukup mahal, dan juga budidayanya sedikit sulit jika di bandingkan dengan buah sejenisnya. untuk buah yang satu ini, di desa Latukan berkisar antara Rp. 3.000 s/d 4.000 setiap Kg.



             Mana yang lebih tepat? Latukan Kota Semangka atau Latukan Kota Blewah, biar anda sendiri yang menamakannya. yang jelas hasil buah yang ada di desa Latukan sangat beragam dan tentunya memanjakan orang yang menikmatinya. Jika tidak percaya, silahkan berkunjung ke desa Kami.

by : Kasun Latukan Utara, red.

Kamis, 22 Oktober 2015

REVOLUSI PERTANIAN LATUKAN

           Program Pemerintah Indonesia di bawah komando Bapak Ir. H. Joko Widodo, yang ingin menegembalikan negar Indonesia menjadi Negara yang Swa sembada pangan haruslah di apresiasi yang setinggi-tingginya. dan hal itu bukanlah sebuah mimpi yang ridak mungkin jadi kenyataan, karena pada tahun 80 an, negara kita tercinta pernah mengalami hal itu. Negara kita menjadi pengeksport hasil pertanian, terutama beras.
            Namun mengembalikan masa kejayaan tersebut bukanlah semudah membalik telapak tangan, begitu banyak permasalahan yang di hadapi oleh pemerintah, mulai dari kurang tersedianya bibit bermutu, sarana dan prasarana yang tidak memadahi, hilangnya fungsi waduk dan penampungan air dan yang paling banyak adalah beralih fungsinya lahan pertanian yang berubah menjadi pusat perbelanjaan dan gedung-gedung pencakar langit.
            Untuk melaksanakan cita-cita luhur Presiden kita tercinta, dan juga menjaga ketahanan pangan Nasional. Pemerintah Desa Latukan, melalui kelompok-kelompok tani yang berada di wilayah desa saling bahu-membahu untuk meningkatkan mutu dan juga hasil pertanian yang berada diwilayah desa Latukan. salah satu kegiatan yang dilakukan pada tahun ini adalah upaya mengembalikan saluran air yang berada di wilayah kelompok tani Rukun Makmur 7 seperti sedia kala.
            pada gambar diatas nampak sebuah alat berat yang didatangkan secara swadaya masyarakat untuk kembali membuka saluran air yang kurang lebih 15 tahun sudah tiada. hal ini diharapkan agar para petani dapat memperoleh akses irigasi dengan baik, sehingga pada saat musim penghujan saluran tersebut dapat digunakan untuk pengurangan debit air, sedangkan pada saat musim kemarau bisa digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air di wilayah kelompok tani Rukun Makmur 7.
            Dan diharapkan dengan perubahan yang sangat besar ini, mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan mensejahterahkan masyarakat desa latukan.

kasun_utara,red.