Hari ini, Jumat, 14 Desember
2012, ribuan perangkat desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa
Indonesia (PPDI) dan Aliansi Perangkat Desa berunjuk rasa di depan Gedung DPR
RI. Aksi unjuk rasa itu didasari keinginan dari para perangkat desa ini agar
RUU tentang pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) segera disahkan. Nantinya
aksi demo para perangkat desa tidak hanya akan berlansung sekali saja namun
bisa berlanjut hingga Senin pekan depan. Akibat aksi demo para perangkat desa
ini, area Jakarta sekitar wilayah Gedung DPR RI mengalami kemacetan parah
hingga belasan kilometer. Tidak hanya berhenti di situ, para perangkat desa
yang hanya menerima upah sekitar Rp. 500 ribu per bulan itu sempat melakukan
aksi anarkis. massa para perangkat desa yang diikuti oleh Kades dan bawahannya
itu masuk ke jalan tol dalam kota dan jalan arteri di Jl. Gatot Subroto.
Mereka
mencabuti tanaman-tanaman pembatas jalan tol, merusak pagar besi pembatas jalan
tol, dan membakar ranting-ranting di tengah jalanan di seberang gedung
DPR/MPR, Senayan, Jakarta. Kerumunan massa pendemo itu menutup dua ruas jalan
tol dari arah Slipi ke Senayan dan sebaliknya. Pagar besi yang memisahkan jalan
tol dan arteri juga dirusak. Setelah berdemo, massa berpindah ke depan Gedung
BPK lalu melakukan aksi yang sama dengan membakar ranting-ranting di tengah
jalan. Untuk mengamankan aksi unjuk rasa para perangkat desa ini, sebanyak 350
personel kepolisian telah berjaga-jaga di sekitar lokasi demo. Pengamanan aksi
ini di kawal langsung oleh Kapolres Jakarta Pusat Kombespol Angesta Romano
Yoyol dan Kapolsek Tanah Abang AKBP Suyudi Ario Seto.
Kami sendiri selaku pemerintah desa juga turut prihatin dengan kejadian anarkis yang dilakukan oleh kawan-kawan kami yang mengikuti demonstrasi, seyogyanya dari perwakilan pendemo dan juga pejabat berwenang duduk bersama sehingga menghasilkan keputusan yang melegahkan kedua belah pihak yang berkepentingan. jadi kegiatan semacam itu tidak sampai merugikan banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar